
Terkait hal itu, dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K) dari RS Jiwa Soeharto Heerdjan Grogol punya komentar tersendiri. Menurutnya, seseorang yang bangga dengan hal itu adalah seseorang yang tengah mengalami krisis identitas karena dia tidak bisa menentukan pilihan, jadi hanya sekadar mengikuti mainstream supaya diakui teman-teman, katanya seperti ditulis detikHealth, Rabu (24/10).
Meski berlebihan kalau harus disebut sebagai gangguan jiwa, tapi krisis identitas dapat memicu kerentanan jiwa. Apalagi, remaja yang mengalami krisis identitas, umumnya mempunyai problem atas latar belakang emosional, misalnya mudah cemas dan tidak percaya diri.